PERBANDINGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI MUSIM KEMARAU DAN MUSIM PENGHUJAN DI KECAMATAN SUKOMORO

Authors

  • Djoko Rahardjo
  • Galuh adi Wijaya

DOI:

https://doi.org/10.30737/agrinika.v2i1.397

Abstract

RINGKASAN

Tujuan penelitian adalah menganalisa perbandingan Kelebihan dan kekurangan di musim hujan dan musim kemarau pada usahatani bawang merah. penggunaan metode survei pada penelitian ini dilaksanakan di kecamatan sukomoro bulan oktober-november  2016. 100 petani sebagai responden dipilih secara purposive dengan mendatangi satu-persatu. Alat analisanya dengan metode statistik deskriptif. Hasil dari penelitian Perbandingan penanaman bawang merah pada musim penghujan mempunyai keunggulan yakni rata-rata biaya usahatani bawang lebih kecil dari musim kemarau, umur memanen yang lebih cepat dengan 50-60 hari saja, penanaman yang cocok dengan varietas bauji dengan segala kelebihan varietas ini saat penghujan, serta pemberian pupuk dan pestisida yang lebih sedikit dibanding pada musim kemarau. Sedangkan kelemahannya adalah menunggu waktu lebih untuk mengeringkan bawang merah yang basah atau dijual dengan harga selisih dibanding saat bawang merah kering. 

Kata kunci: komparatif, bawang merah, musim hujan, musim kemarau.

References

DAFTAR PUSTAKA

Adiyoga, W & Soetiarso, TA. 1999, “Strategi petani dalam pengelolaan resiko pada usahatani cabaiâ€, J. Hort., vol. 8, no. 4, hlm. 1299-311.

Badan Pusat Statistik 2013, Luas panen, produksi, dan produktivitas bawang merah, 2009-2013, diunduh 25 Desember 2013, < http://www.bps.go.id/ tab_sub/view. php?kat= 3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55&notab=61 >

Basuki, RS & Koster, W 1991, Identification of farmers’ problems as a basis for development of appropriate technology: A case study on shallot production, Acta Hort. (ISHS) 270, hlm. 161-170, diunduh 25 Desember 2013,

Basuki, RS, Adiyoga, W, Hidayat, A & Dimyati, A 2004, Profil komoditas dan analisis kebijakan bawang merah, Puslitbang Hortikultura, Badan Litbang Pertanian, Jakarta, 58 hlm.

Basuki, RS 2009, ‘Pengetahuan petani dan keefektifan penggunaan insektisida oleh petani dalam pengendalian ulat Spodoptera exigua Hubn. pada tanaman bawang merah di Brebes dan Cirebon’, J.Hort., vol. 19, no. 4, hlm. 459-74. 11. Buurma, JS & Basuki, RS 1990, ‘From statistical data to research region’, Bul.Penel.Hort., vol. XVIII, Edisi Khusus, no. 1, hlm.3-10.

Direktorat Jenderal Hortikultura 2013, Impor dan ekspor sayuran tahun 2012, diunduh 21 Desember 2013,<http://hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_ content &vie =article &id=337&Itemid=698>.

Koster, WG 1990, ‘Exploratory survey on shallot in rice-based cropping systems in Brebes’, Bul. Penel. Hort., vol XVIII, Edisi Khusus, no.1, hlm. 19-30.

Maryam, S 2006, ‘Identifikasi permasalahan pertanian di Desa Padang Pangrapat, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Pasir (Identification of farming problems in Padang Pangrapat, Tanah Groyot, Pasir Diutrut tanah Grogot, Pasir)’, EPP, vol.3, no.1, hlm.6-8.

Nurmalinda, Madjawisastra, R & Suwandi 1992, ‘Analisa biaya dan pendapatan usahatani bawang merah di dataran medium Majalengka’, Bul. Penel. Hort., vol. XXIV, no. 1, hlm. 97-105.

Nurmalinda, A, Hidayat & Suwandi 1994 ‘Analisis biaya dan pendapatan bawang merah pada lahan bekas tebu’, Bul. Penel. Hort., vol. XXVI, no. 2, hlm. 65-71.

Soetiarso, TA & Madjawisastra, R 1993, ’Analisis biaya dan pendapatan usahatani bawang merah di Pacet, Bandung, Bul. Penel. Hort., vol. XXVI, no. 1. hlm. 43-53.

Sumarni, N, Rosliani, R & Basuki, RS 2012, ‘ Respons pertumbuhan, hasil umbi, dan serapan hara NPK tanaman bawang merah terhadap berbagai dosis pemupukan NPK pada tanah alluvial’, J.Hort., vol. 22, no. 4, hlm. 366-75.

Downloads

PlumX Metrics

Published

01-03-2018

How to Cite

Rahardjo, D., & Wijaya, G. adi. (2018). PERBANDINGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI MUSIM KEMARAU DAN MUSIM PENGHUJAN DI KECAMATAN SUKOMORO. Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi Dan Agribisnis, 2(1). https://doi.org/10.30737/agrinika.v2i1.397

Issue

Section

Articles