ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN KLINIK VCT PADA LSL REMAJA DENGAN PENDEKATAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL (HBM)

Authors

  • Muhamad Solikul Hamdani Universitas Kadiri
  • Kun Ika Nur Rahayu Universitas Kadiri
  • Yeni Lufiana Novita Agnes Universitas Kadiri

DOI:

https://doi.org/10.30737/jumakes.v2i1.1273

Keywords:

VCT, LSL, HIV, HBM

Abstract

Program Voluntary Counseling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang di lakukan untuk menekan penyebaran HIV/AIDS. Tingginya kasus HIV/AIDS di Indonesia salah satunya dikarenakan minta seseorang yang berisiko untuk melakukan pemeriksaan VCT yang masih rendah. Teori Health Belief Model adalah model teoritis yang dapat digunakan untuk memandu promosi kesehatan dan program pencegahan penyakit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfatan klinik VCT pada LSL remaja dengan pendekatan teori Health Belief Model (HBM) di Kota Kediri tahun 2020. Pwnwlitian ini termasuk penelitian analiotik korelasi dengan pendekatan Cross sectional. 83 sampel orang dipilih denagn porposive sampling. Variabel Independen variabel meliputi perceived susceptibility, perceived benefits, perceived barrier, perceived seriusnes, dan cues to action. Variabel dependen adalah pemanfaatan layanan VCT. Data di kumpulkan dengan kuesioner dan di analisis dengan sperman rank. Hasil menunjukan bahwa perceived susceptibility dengan pemanfaaatan layanan VCT (p = 0,255), perceived seriousness dengan pemanfaatan layanan VCT (p = 0,241), perceived  benefits dengan pemanfaatan VCT ( p = 0,064), perceived barrier dengan pemanfaatan layanan VCT (p = 0,026), Hubungan cues to action dengan pemanfaatan layanan VCT (p = 0,169). Perceived susceptibility, perceived benefits, perceived seriusnes, dan cues to action tidak memiliki korelasi denagn pemanfaatan layana VCT, perceived barrier memiliki korelasi dengan pemanfaatan layanan VCT. Di saran kan bagi LM untuk sering memberikan informasi kepasa orang-orang beresiko tinggi HIV/AIDS.

 

Kata kunci : VCT, LSL, HIV, HBM

References

Arifin, Z. (2011). Acquired Immunodeficiency Syndrome (infeksi HIV/AIDS). Unair.

Becker, M. H. (1974). The helath belief model and six role behavior, health education monographs winte.

Calles, N., Evans, D., and Terlonge, D. (2010). Pathophysiology of the Human Immunodeficiency Virus. HIV Curriculum for Health Professional.

Carmelita, P. D. et al. (2017). Analisi faktor- faktor yang berhubungan dengan praktik skrining ims oleh lelaki seks lelaki (lsl) sebagai upaya pencegahan penularan hiv (study kasus pada semarang gaya comunnity). Journal Kesehatan Masyarakat (e-journal). Vol. 5, No. 3. Agustus 2017. pp 486-94.

Cipta.

Depkes. (2006). Modul pelatihan konseling dan tes suka rela hiv. Jakarta: Direktorat Jenderal Penyehatan Lingkungan.

Fatmala, R. D. (2016). Faktor predisposing, enabling dan reinforcing dalam pemanfaatan vct oleh laki-laki seks dengan laki-laki (lsl). Journal Berkala Epidemiologi, Vol. 4, No. 1 Januari 138–50.

Glanz, K. R. and B. K. Viswanath K. (2008). Health behavior and health education : Theory, research and practic. United States of America: Jossey-bass.

Glanz, K. R., Rimer B. K., and K, V. (2008). Health behavior and health education. America.

Gottwald, dan Brown. (2012). A guide to practical health promotion. UK: McGraw-Hill Education (UK).

Goverment of Weastern Australia. (2013). HIV/AIDS. Weastern Australia. Communicabel Disease Control Directorate Departemen of Health.

GWL-INA (2016). Buku kesehatan dan hak seksual serta reproduksi remaja gwl.

Hawari, D. (2009). Pendekatan psikoreligi pada homoseksual. Jakarta: Balai Penerbit FKUL.

Hayden, J. (2017). Introduction to health behavior theory. Unaited States of America: Library of Congress Cataloging -in Publication Data.

Hidayah A. S, Nurul et al. (2016). Self estem perilaku seksual berisiko pada remaja lsl (laki-laki seks laki-laki) (studi kualitatif di kabupaten jember). Artikeal ilmiah hasil penelitian mahasiswa, Universitas Jember

Jenderal Penyehatan Lingkungan.

Kemenkes RI. (2013). Pedoman nasional tes dan konseling hiv dan aids. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesi.

Kemenkes RI. (2017). Laporan perkembangan hiv-aids dan infeksi penyakit menular seksual (ims) triwulan I.

Kemenkes RI. (2019). Laporan perkembangan hiv aids dan penyakit infeksi menular seksual (PIMS) triwulan II tahun 2019. Jakarta: Direktorat Jenderal P2P.

Kementrian Kesehatan. 2011. Pedoman konseling dan tes HIV . Jakarta. Direktorat

Komisi Nasional Penanggulangan AIDS. (2009). Situasi HIV dan AIDS di indonesia

Lestari, H. E. P. (2016). Dukungan pasangan dengan niat yang melakukan hubungan seksual dengan laki-laki (lsl) untuk melakukan vct di kabupaten madiun. Journal Warta Bhakti Husada Mulia. Vol 3.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: PT. Rineka

Notoatmodjo. (2012). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, cahyo et al. (2018). Isyarat bertindak sebagai faktor pendorong lelaki seks lelaki dalam melakukan voluntary counseling and testing (vct). Journal Promosi Kesehatan indonesia. Vol. 13, No. 2, Agustus 2018.

Nugroho, Cahyo., Kusumaningrum, Tanjung Anita S. (2018). Isyarat bertindak sebagai faktor pendorong lelaki seks lelaki dalam melakukan voluntary counseling and testing. Vol. 13. No. 2.

Nursalam. (2015). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan ; pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2015). Metodologi penelitian ilmu keperawatan, edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Omar, B. dan Gene, P. D. (2017). At Guide to AIDS. CRC press Taylor and Francis Group. NW.

Prawesti, Niken Ariska et al. (2018). Faktor pendorong pemanfatan layanan voluntary counseling and testing (VCT) oleh lelaki suka denagn lelaki (lsl) di lsm gaya nusantara. Jurnal Ners dan Kebidanan. Vol. 5, No. 2. Agustus 2018, pp. 129-36.

Purwaningsih, Misutarno, and Imamah, S. N. (2011). Analisis faktor pemanfaatan vct pada orang resiko tinggi hiv/aids.

Purwoastuti, endang. (2015). Panduan materi kesehatan reproduksi dan keluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka baru press.

Sarwono. (2011). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Rajka Grafindo.

Siahaan, Jokie MS. (2009). Perilaku menyimpang : Pendekatan sosiologi. Jakarta: PT Indeks

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

WHO. (2011). Scaling-up HIV services for men who have sex with men and transgender people [Online]. WHO. Available:http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2011/hiv_20110621/en/.

Yulrina, A., Novita, L., and Kiki, M. (2015). Bahan ajar aids pada asuhan kebidanan. Yogyakarta: Deeppublish Publisher.

Downloads

PlumX Metrics

Published

2020-10-31

How to Cite

Hamdani, M. S., Rahayu, K. I. N., & Agnes, Y. L. N. (2020). ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN KLINIK VCT PADA LSL REMAJA DENGAN PENDEKATAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL (HBM). Jurnal Mahasiswa Kesehatan, 2(1), 92–104. https://doi.org/10.30737/jumakes.v2i1.1273