JOB MIX LASTON (AC-BC) MENGGUNAKAN BUBUK GYPSUM DAN ABU BATA MERAH

Authors

  • Moch Aminuddin Fakultas Teknik Universitas Kadiri
  • Agata Iwan Candra Fakultas Teknik Universitas Kadiri http://orcid.org/0000-0002-7657-6810
  • Yosef Cahyo S Fakultas Teknik Universitas Kadiri

DOI:

https://doi.org/10.30737/jurmateks.v1i2.420

Keywords:

Laston, Filler, Gypsum Powder, Red Brick Ash, Marshall Characteristics

Abstract

In a mixture of laston filler serves as a cavity filler in the mixture, increases stability, and binders concrete asphalt. In this study, researchers used gypsum powder and red brick ash filler instead of cement. This research was conducted to find out how the effect of using gypsum and red brick ash powder as filler in the laston mixture (ac-bc) in terms of Marshall characteristics. Variations in the asphalt content used in the laston mixture in this study were 5%, 5.5%, 6%, 6.5%, and 7% in which each bitumen content was made as many as 3 samples. After doing the Marshall test, it is known that with volumetric and Marshall parameters using 3 samples of each bitumen content, the average results obtained in the calculation: VMA of 17.68%, VIM of 4.46%, VFB of 74.87%, Stability amounting to 1152 kg, Flow of 2.47 mm, and MQ of 472 kg / mm. And from the results of tests or testing of Marshall characteristics, the optimum bitumen content needed in the last-mix mixture of AC-BC using powdered gypsum and red brick ash filler was 6.5%

Dalam campuran laston filler berfungsi sebagai bahan pengisi rongga di dalam campuran, meningkatkan stabilitas, dan pengikat aspal beton. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan filler bubuk gypsum dan abu bata merah sebagai pengganti semen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan bubuk gypsum dan abu bata merah sebagai filler dalam campuran laston (ac-bc) yang ditinjau dari karakteristik Marshall. Variasi kadar aspal yang digunakan dalam campuran lastonpada penelitian ini adalah 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, dan 7% yang mana setiap kadar aspal dibuatkan benda uji dibuatkan sebanyak 3 sampel. Setelah melakukan tes Marshall, diketahui bahwa dengan volumetrik dan parameter Marshall menggunakan 3 sampel dari setiap kadar aspal, didapatkan hasil rata-rata pada perhitungan : VMA sebesar 17,68%, VIM sebesar 4,46%, VFB sebesar 74,87%, Stabilitas sebesar 1152 kg, Flow sebesar 2,47 mm, dan MQ sebesar 472 kg/mm. Dan dari hasil tes atau pengujian karakteristik Marshall, kadar aspal optimum yang dibutuhkan pada campuran laston AC-BC dengan menggunakan filler bubuk gypsum dan abu bata merah adalah sebesar 6,5 %.

References

R. Yuwono, Y. C. Sp, and L. D. K, “STUDY ANALISA VOLUME KENDARAAN PADA SIMPANG BERSINYAL DI PEREMPATAN ALUN ALUN KOTA KEDIRI,†Jurmateks, vol. 1, no. 1, pp. 101–111, 2018.

E. Nurfadzilah, S. Winarto, and Y. Cahyo, “ANALISA JALAN RING ROAD NGAWI STA 3+200 – STA 6+200 KABUPATEN NGAWI PROPINSI JAWA TIMUR,†Jurmateks, vol. 1, no. 1, pp. 33–43, 2018.

D. D. B. Marga, “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota,†Dirjen DPU Bina Marga, 1997.

D. P. U. SKBI–2.3. 26. 1987, UDC: 625.73 (02), “Petunjuk Perencanaan Komponen Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Jalan,†Peratur. Perenc. Geom. Jalan Raya, no. 13, 1970.

B. Marga, “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota,†Direktorat Pembin. Jalan Kota. Jakarta, 1997.

J. McNulty, “PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE GRADASI KASAR Arys,†vol. 66, no. 1997, pp. 37–39, 2013.

S. L. Hendarsin, “Perencanaan Teknik Jalan raya,†Politek. Negeri Bandung, 2000.

S. E. Raya, P. Priyo, and H. Dwi, “Variasi Temperatur Pencampuran Terhadap Parameter Marshall pada Campuran Lapis Aspal Beton,†Jrsdd, vol. 3, no. 3, pp. 455–468, 2015.

H. Fithra, “PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) TAMBAHAN LATEKS TERHADAP SIFAT MARSHALL,†Teras J., 2017.

R. T. Bethary and M. F. Pradana, “PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN ALTERNATIF PALIMA-CURUG ((Studi Kasus: Kota Serang),†J. Fondasi, vol. 5, no. 2, 2016.

M. Zaenuri, R. Romadhon, and A. Gunarto, “Penelitian Penggunaan Batu Gamping Sebagai Agregat Kasar Dan Filler Pada Aspal Campuran Ac-Bc,†UKaRsT, vol. 2, no. 1, p. 26, 2018, doi: 10.30737/ukarst.v2i1.357.

A. Badrujaman, “Perencanaan Geometrik Jalan Dan Anggaran Biaya Ruas Jalan Cempaka – Wanaraja Kecamatan Garut Kota,†J. Konstr., vol. 14, no. 1, pp. 25–34, 2016.

Departemen Pekerjaan Umum, “Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen,†1987.

Departemen Pekerjaan Umum, Metode AASTHO 1972. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU, 1972.

S. Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung, 1993.

A. Kholiq, “Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Antara Bina Marga Dan Aashto’93 (Studi Kasus: Jalan Lingkar Utara Panyingkiran-Baribis Ajalengka),†J-Ensitec, vol. 1, no. 01, pp. 43–51, 2014, doi: 10.31949/j-ensitec.v1i01.15.

S. Anam, “PENGUJIAN PERKERASAN ASPAL PORUS DENGAN PENAMBAHAN TREAD BAN BEKAS PADA UJI MARSHALL,†UKaRsT, vol. 2, no. 2, pp. 59–69, 2018.

D. P. Umum, “Metode pengujian campuran aspal dengan alat Marshall,†SNI 06-2489-1991, 1991.

S. Sukarman, Beton Aspal Campuran Panas. Yayasan Obor Indonesia, 2003.

D. J. B. Marga, “Departemen Pekerjaan Umum,†Man. Kapasitas Jalan Indones. (MKJI 1997), Jakarta, 1997.

M. AASTHO, “M 20–70 (2002) dan Revisi SNI 03-1737-1989,†Spesifikasi AASHTO dan SNI untuk berbagai nilai penetrasi aspal.

Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual Perkerasan Jalan Dengan Alat Benkelmen Beam No. 01/MN/BM/83. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU, 1983.

Direktorat Jendral Bina Marga, “R s 2010-2014,†2014.

Didik Purwadi, Buku Ajar Perkerasan Jalan. Semarang, 2008.

D. P. Umum, “SNI 06-2456-1991 Metode Pengujian Penetrasi Bahan-Bahan Bitumen.†Badan Penelitian dan Pengembangan PU, 1991.

Downloads

PlumX Metrics

Published

2018-09-02

Issue

Section

Articles