FORMASI KEKUASAAN BIROKRAT GARIS DEPAN DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULA PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Authors

  • Yohanes Kornelius Ethelbert Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang
  • Subando Agus Margono Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
  • Muhammad Rizki Pratama (Scopus ID : 57397762700) Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30737/mediasosian.v6i1.2368

Abstract

Abstrak

Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, penelitian ini bertujuan mengeksplorasi terbentuknya power street level bureaucrats dalam implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kabupaten Manggarai Timur. Penelitian ini berusaha mengisi kekurangan penelitiaan studi implementasi dari perspektif bottom-up di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan street level bureaucrats menggunakan kekuasaan untuk melakukan diskresi sebagai cara mengatasi permasalah di lapangan. Beberapa alasan memicu street level bureaucrats menggunakan kekuasaannya untuk melakukan diskresi: (1) inkonsistensi Pemerintah Pusat terkait besaran dana yang harus diterima masyarakat (2) dana swadaya mandiri penerima bantuan sangat terbatas (3) minimnya kepemilikan KTP (4) infrastruktur yang kurang memadai (5) dukungan kearifan lokal masyarakat di Manggarai Timur dalam menyelesaikan persoalan.

 

Kata Kunci: Birokrat Garis Depan; Kekuasan; Diskresi

 

Abstract

This research employed qualitative methods to uncover the power of street level bureaucrats to implement the Incentive for Low-Income Housing Program in the East Manggarai Regency. This research aims to fill a loopholes of implementation study from a bottom-up perspective in Indonesia. The result indicates that street bureaucrats use power to solve the problem by using discretion. There are a variety of reasons that affect the street level bureaucrats who use this power to implement a discretionary policy; (1) central government's inconsistency in the amount of funds for housing incentive recipients. (2) limited personal funds of housing incentive recipients. (3) lack of identity card ownership (4) inadequate infrastructure (5) support from local wisdom of the Manggarai Timur Regency.

 

Keywords: Street Level Bureaucrats; Power; Discretion

Author Biographies

Yohanes Kornelius Ethelbert, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

Subando Agus Margono, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Muhammad Rizki Pratama, (Scopus ID : 57397762700) Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

Scopus ID: 57397762700

References

Carrington, K. (2005). Is there a need for control? Public Administration Quarterly, 140–161.

Erasmus, E., & Gilson, L. (2008). How to start thinking about investigating power in the organizational settings of policy implementation. Health Policy and Planning, 23(5), 361–368.

Eriksson, E., & Johansson, K. (2021). Street-level bureaucrat in the introduction programme–client-centred and authority-centred strategies to handle challenging working conditions. Nordic Social Work Research, 1–18.

Ernest, N., Carroll, D., Schumacher, C., Clark, M., Cohen, K., & Lee, G. (2016). Genetic fuzzy based artificial intelligence for unmanned combat aerial vehicle control in simulated air combat missions. Journal of Defense Management, 6(1), 374–2167.

Hjörne, E., Juhila, K., & Van Nijnatten, C. (2010). Negotiating dilemmas in the practices of streetâ€level welfare work. In International Journal of Social Welfare (Vol. 19, Issue 3, pp. 303–309). Wiley Online Library.

Indriyati, I., Suryono, A., Pratiwi, R. N., & Amin, F. (2020). The Development of Regional Working Unit Structuring Model in the East Nusa Tenggara Provincial Government. Wacana Journal of Social and Humanity Studies, 23(4).

Kholifah, E. (2013). Pemikiran kritis tentang Bureaucrat street level theory oleh Michael Lipsky. Relasi: Jurnal Ekonomi, 18.

Muktiyanto, A. (2016). Good University Governance dan Kinerja Program Studi: Pengaruh penerapan akuntansi manajemen, teknik manajemen, dan pilihan prioritas strategi sebagai model mediasi fit. Universitas Indonesia.

Pramusinto, A., & Purwanto, E. A. (2009). Reformasi Birokrasi, Kepemimpinan dan Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Prottas, J. M. (1978). The power of the street-level bureaucrat in public service bureaucracies. Urban Affairs Quarterly, 13(3), 285–312.

Sapukotanage, S., Warnakulasuriya, B. N. F., & Yapa, S. (2018).

Outcomes of sustainable practices: A triple bottom line approach to evaluating sustainable performance of manufacturing firms in a developing nation in South Asia. International Business Research, 11(12), 89–104.

Sayrani, L. P., & Jehamat, L. (2019). Mendorong Kebijakan Sosial Berbasis Democratic Governance: Pelajaran dari Kota Kupang. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 9(1), 99–112.

Downloads

PlumX Metrics

Published

03-04-2022

How to Cite

Ethelbert, Y. K., Margono, S. A., & Pratama, M. R. (2022). FORMASI KEKUASAAN BIROKRAT GARIS DEPAN DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULA PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR. Jurnal Mediasosian : Jurnal Ilmu Sosial Dan Administrasi Negara, 6(1), 51–68. https://doi.org/10.30737/mediasosian.v6i1.2368

Issue

Section

Articles