Status Gizi Berhubungan dengan Derajat Klinik Infeksi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

Authors

  • Indah Jayani Universitas Kadiri
  • Charismatul Fadilah Universitas Kadiri

DOI:

https://doi.org/10.30737/nsj.v1i1.173

Abstract

DHF merupakan penyakit demam akut yang memiliki ciri demam, perdarahan, renjatan yang menyebabkan kematian serta memiliki derajat klinik yaitu derajat klinik I-IV. Salah satufaktor pengaruh derajat klinik adalah status gizi. Hasil survey yang telah dilakukan pada 10 anak dengan DHF, 70% diantaranya memiliki status gizi baik namun berada pada derajat klinik berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan derajat klinik DHF pada anak di Ruang Anggrek RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan data secara retrospektif. Populasi penelitian ini sebanyak 139 dan jumlah sampel 43 yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Sampel data diambil dari catatan rekam medis pasien DHF pada anak yang di rawat di Ruang Anggrek RSUD Gambiran. Variabel independen adalah status gizi sedangkan variabel dependen adalah derajat klinik DHF. Uji statistik yang digunakan adalah Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya anak dengan status gizi lebih mengalami DHF berat (derajat klinis III dan IV). Pada α = 0,05 diperoleh Ï value = 0,001 sehingga disimpulkan bahwa Ï value < α, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Nilai coefficient correlation = 0,470 yang menunjukkan kekuatan hubungan dua variabel tersebut dalam tingkatan sedang. Dengan arah korelasi positif yaitu semakin tinggi status gizi anak dengan DHF akan mengalami DHF dengan derajat klinik berat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara status gizi dengan derajat klinik DHF pada anak di Ruang Anggrek RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2016. Disarankan bagi orang tua agar memantau pola makan anak agar tidak sampai berada pada status gizi lebih.    DHF merupakan penyakit demam akut yang memiliki ciri demam, perdarahan, renjatanyang menyebabkan kematian serta memiliki derajat klinik yaitu derajat klinik I-IV. Salah satufaktor pengaruh derajat klinik adalah status gizi. Hasil survey yang telah dilakukan pada 10 anakdengan DHF, 70% diantaranya memiliki status gizi baik namun berada pada derajat klinikberbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan derajatklinik DHF pada anak di Ruang Anggrek RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2016. Penelitian inimerupakan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan datasecara retrospektif. Populasi penelitian ini sebanyak 139 dan jumlah sampel 43 yang dipilihdengan teknik simple random sampling. Sampel data diambil dari catatan rekam medis pasienDHF pada anak yang di rawat di Ruang Anggrek RSUD Gambiran. Variabel independen adalahstatus gizi sedangkan variabel dependen adalah derajat klinik DHF. Uji statistik yang digunakanadalah Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengahnya anak denganstatus gizi lebih mengalami DHF berat (derajat klinis III dan IV). Pada α = 0,05 diperoleh Ï value= 0,001 sehingga disimpulkan bahwa Ï value < α, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Nilaicoefficient correlation = 0,470 yang menunjukkan kekuatan hubungan dua variabel tersebut dalamtingkatan sedang. Dengan arah korelasi positif yaitu semakin tinggi status gizi anak dengan DHFakan mengalami DHF dengan derajat klinik berat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapathubungan antara status gizi dengan derajat klinik DHF pada anak di Ruang Anggrek RSUDGambiran Kota Kediri Tahun 2016. Disarankan bagi orang tua agar memantau pola makan anakagar tidak sampai berada pada status gizi lebih.

References

Arhana, B., Suandi, I., Sidiartha, I., & S, E. (2009). Obesitas sebagai faktor resiko sindrom syok dengue di RSUD Sanglah Denpasar. Sari Pediatri, 11.

Andriani, Merryana., Wirjatmadi, Bambang. (2014). Gizi dan Kesehatan Balita. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Balitbang Jawa Timur. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan. 2013.

Citraresmi, Endah; Hadinegoro, Sri Rezeki; Akib, Arwin AP;. (2007). Diagnosis dan Tatalaksana Demam Berdarah Dengue pada kejadian luar biasa Tahun 2004 di Enam Rumah Sakit di Jakarta. Sari Pediatri, 8, 8-14.

Depkes RI. (2004). Dipetik November 10, 2016, dari Profil Kesehatan Indonesia 2009: http://www.depkes.go.id

Elmy S, Arhana B, Suandi I, Sidiartha I. Obesitas Sebagai Faktor Risiko Sindrom Syok Dengue. Sari Pediatri. 2009; 11:238-43

Hassan, R., & Alatas, H. (2002). Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta: Infomedika.

Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta Selatan: Salemba Medika

Hartoyo E. Spektrum Klinis Demam Berdarah Dengue pada Anak. Sari Pediatri. 2008;10(3):146

Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W. I., & Setiowulan, W. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Mayetti. Hubungan Gambaran Klinis dan Laboratorium Sebagai Faktor Resiko Syok pada Demam

Berdarah Dengue. 2010;11(5):367-73

Nelson. (1999). Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Permatasari, Ramaningrum, Novitasari. (2015). Hubungan Status Gizi, Umur, Dan Jenis Kelamin Dengan Derajat Infeksi Dengue. jurnal kedokteran muhammadiyah, 2.

Profil Kesehatan Kota Kediri. (2015). Penyakit Potensi KLB/Wabah : Demam Berdarah Dengue.

Kediri : Departemen Kesehatan

Raharjanti TW M, Alphus H, Umma HA, Siregar R. Profil Pasien Infeksi Virus Dengue pada Anak di RSUD Sekadau Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat. Sari Pediatri. 2016;17(5):379-83

RI, K.K. (2016).

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 ; Penyakit Tular Vektor dan Zoosis Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

Santoso, Soegeng; Ranti, Lien Anne;. (2009). Kesehatan dan gizi (2 ed.). Jakarta: PT Asdi

Mahasatya.

Soegianto , B., Wijono, D., & Jawawi . (2007). Penilaian Status Gizi dan Baku Antropometri WHONCHS. Surabaya: Duta Prima Airlangga.

Soegijanto , S. (2006). Demam Berdarah Dengue. Surabaya: Airlangga University Press.

Supariasa , I Dewa Nyoman; Bakri , Bachtiar; Fajar , Ibnu;. (2002). Penilaian Status Gizi (2 ed.). Jakarta : EGC.

WHO. (2009). Dengue Guidelines For Diagnostic, Treatment, Prevention, and Control. French: WHO Press

WHO. (2011). Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever . French: WHO Press

Downloads

PlumX Metrics

Published

2019-01-03

Issue

Section

Articles