PENDAMPINGAN IBU BALITA DENGAN IMPLEMENTASI DETEKSI STUNTING

Authors

  • Eny Sendra POLTEKES KEMENKES MALANG
  • Ririn Indriani Poltekkes Kemenkes Malang

DOI:

https://doi.org/10.30737/jaim.v6i1.3704

Keywords:

Pendampingan, Ibu Balita, Implementasi, Deteksi, Stunting

Abstract

ABSTRAK

Stunting menurut WHO adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Kurang gizi kronis  ditandai dengan tubuh pendek pada anak BALITA, terdapat juga faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak. Selain disebabkan oleh lingkungan, stunting dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal.  

Menurut Kemenkes, terdapat balita stunting 27,7 persen pada tahun 2019 dan menurun menjadi 24,4 persen pada tahun 2021. Salah satu tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah menunjang 10 kegiatan pemerintah dalam rangka menurunkan stunting. Berdasarkan data stunting di wilayah kerja Puskesmas Sukorame, tim mendapatkan 5 anak BALITA stunting    tim pengabdian pada masyarakat Poltekkes Kemenkes Kampus IV Kediri, memberikan pendampingan kepada ibu yang memiliki BALITA stunting dengan implementasi deteksi stunting. Kegiatan pendampingan ibu balita diawali dengan antropometri terhadap anak BALITA dengan hasil wasted dan stunted. Kegiatan berikutnya adalah penyuluhan dan mempraktikkan pijat anti stunting kepada anak BALITA. Pijat anti stunting dilakukan minimal 3 kali sehari dalam waktu 5-10 menit secara rutin. Setelah 1 minggu didapatkan hasil dari 5 balita yang dilakukan pijat hanya 1 balita (20%) yang memberikan dampak lebih tenang dan bugar. Sedangkan 4 balita (80%) belum memberikan dampak yang signifikan.  Pada akhir kegiatan penabdian pada  masyarakat , ibu balita tetap diberikan motivasi untuk melanjutkan melakukan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan, pijat anti stunting, memberikan nutrisi cukup, menerapkan pola asuh yang sesuai dan mengikuti kegiatan di posyandu secara rutin.

 

 

References

Dinkes Kota Kediri, 2022, Data Stunting Kota Kediri https://dinkes.kedirikota.go.id/p/menuju-kota-kediri-bebas-stunting-dengan-stbm

Kemenkes RI. (2018). Situasi Balita Pendek (Stuning) di Indonesia.Jakarta: Pusat Data dan Informasi, Kementrian RI

Kementrian Informasi dan Komunikasi. (2019). Bersama Perangi Stunting. Jakarta: Kementrian Informasi dan Komunikasi.

Marzuki, l. B. (2019). Prevalensi Stunting Jawa Timur Lebih Tinggi Dibanding Nasional.https://www.jatimtimes.com/baca/201113/20190917/110300/prevalensi-stunting-jawa-timur-lebih-tinggi-dibanding- nasional#:~:text=Berdasarkan%20Riset%20Kesehatan%20Dasar%20(Riskesdas,yakni%20sebesar%2030%2C8%20persen.

Mutunga M.,et all, 2021, The Forgotten Agenda of Wasting in Southeast Asia : Burden, Determinants and Overlap With Stunting : A Review of Nationally Representative Cross-Sectional Demographic and Health Survey in Six Countries, https://www.mdpi.com/2072-6643/12/2/559

Sardjito, H. (2019). Kenali Penyebab Stunting Anak.https://sardjito.co.id/2019/07/22/kenali-penyebab-stuntinganak/#:~:text=Menurut%20UNICEF%2C%20stunting%20didefinisikan%20sebagai,standar%20pertumbuhan%20anak%20keluaran%20WHO.

Saudale,V.(2019).Kasus Stunting di Indonesia Masih Tinggi . https : //www.berita satu.com/whisnu-bagus-prasetyo/ekonomi/581125/kasus-stunting-di-indonesia-masih-tinggi.

TNP2K. (2017). 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta Pusat: Sekretariat Wakil Presiden RI.

Downloads

PlumX Metrics

Published

11/21/2022

How to Cite

Sendra, E., & Indriani, R. (2022). PENDAMPINGAN IBU BALITA DENGAN IMPLEMENTASI DETEKSI STUNTING. Jurnal Abdi Masyarakat, 6(1). https://doi.org/10.30737/jaim.v6i1.3704