PENGABDIAN MASYARAKAT PERANCANGAN FASILITAS SENI DAN BUDAYA PADA DAYA TARIK WISATA GAMAT BAY

Authors

  • Ni Wayan Meidayanti Mustika Universitas Warmadewa, Indonesia
  • Gde Bagus Andhika Wicaksana Universitas Warmadewa, Indonesia
  • I Ketut Yasa Bagiarta Universitas Warmadewa, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30737/jaim.v7i2.5201

Keywords:

Seni Budaya , Wisata, Konsep Desain

Abstract

Desa Sakti  merupakan salah satu dari 16 desa yang ada di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Mata pencaharian utama penduduk adalah bertani dan beternak. Pertanian dengan tanaman pangan sekunder seperti jagung, ketela pohon dan kacang-kacangan. Sedangkan tanaman perkebunan terdiri dari kelapa, jambu mete, nangka, mangga dll. Ternak terdiri dari sapi, babi dan ayam lokal. Sektor pertanian pangan dan palawija yang selama ini dimanfaatkan oleh penduduk. Kegiatan wisata sudah mulai tampak di Pulau Nusa Penida, hal ini dapat dilihat semakin berkembangnya fasilitas pendukung pariwisata seperti pembangungan vila, hotel, restoran dan fasilitas lainnya. Kegiatan wisata sudah mulai tampak di Pulau Nusa Penida, hal ini dapat dilihat semakin berkembangnya fasilitas pendukung pariwisata seperti pembangungan vila, hotel, restoran dan fasilitas lainnya. Melirik mengenai adanya kesinambungan pengembangan DTW Gamat Bay yang merupakan lokasi hutan lindung seluas 30 hektar. Pengembangan fasilitas seni dan budaya akan sejalan dan selaras dalam menjaga kelestarian alam dan nilai budayanya. Dalam pengembangan fasilitas yang memasukkan aspek alam dalam keselarasannya, dalam ilmu arsitektur prinsip ekologis menjadi kunci untuk mencapai jenis perancangan ini. Ekologis meliputi keseluruhan ekosistem baik nilai sosial, budaya dan historis yang terjadi sehingga perancangan Fasilitas Seni dan Budaya pada DTW Gamat Bay memiliki kedekatan kontekstual baik bagi alam serta mampu mencerminkan dan mendekatkan sosial masyarakat didalamnya. potensi karakteristik dan potensi Desa Sakti dalam pengembangan DTW Gamat Bay, perancangan fasilias seni dan budaya memiliki posisi spesial dalam menambah ragam fasilitas sekaligus mewakili nilai local genius yang ada. 

References

Amalia, N. A., & Agustin, D. (2022). Peranan Pusat Seni dan Budaya sebagai bentuk upaya pelestarian budaya lokal. Sinektika: Jurnal Arsitektur, 19(1), 34-40. DOI: https://doi.org/10.23917/sinektika.v19i1.13707

Kamil, M. H. I., Kastolani, W., & Rahmafitria, F. (2015). Perencanaan Ekowisata di Desa SaktiPulau Nusa Penida Provinsi Bali. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure, 12(1).

Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. DOI: https://doi.org/10.7454/ai.v0i47.3271

Purnama, S., Joedawinata, A., & Rianingrum, C. J. (2020). Kajian Penataan Arsitektur Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar dalam Upaya Pelestarian Budaya. Jurnal Senidan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain, 2(2), 173-190. DOI: https://doi.org/10.25105/jsrr.v2i2.8228

Salsabila, N. (2020). Perancangan Fasilitas Wisata Lingkungan dan Budaya di Kampung Wisata Kedung Semurup Yogyakarta Dengan Penerapan Arsitektur Ekologis.

Surata, I. W., & Nindhia, T. G. T. PENGEMBANGAN POTENSI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA SAKTI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG.

Zulaikha, I. M., & Marlina, E. (2021). PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR HYBRID PADA PUSAT SENI DAN BUDAYA DI KABUPATEN SORONG SELATAN (Doctoral dissertation, University of Technology Yogyakarta)

PlumX Metrics

Published

05/30/2024

How to Cite

Ni Wayan Meidayanti Mustika, Gde Bagus Andhika Wicaksana, & I Ketut Yasa Bagiarta. (2024). PENGABDIAN MASYARAKAT PERANCANGAN FASILITAS SENI DAN BUDAYA PADA DAYA TARIK WISATA GAMAT BAY. Jurnal Abdi Masyarakat, 7(2), 240–252. https://doi.org/10.30737/jaim.v7i2.5201