KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SEKITAR WISATA RELIGI MAKAM SUNAN GUNUNG JATI (MSGJ)
DOI:
https://doi.org/10.30737/mediasosian.v6i2.3221Abstract
Kondisi sosial ekonomi pada suatu destinasi wisata selalu menjadi topik yang menarik. Pariwisata digadang-gadang menjadi salah satu motor perekonomian di suatu daerah. Akan tetapi, adanya destinasi wisata juga tidak jarang menyebabkan permasalahan sosial. Salah satu destinasi wisata religi yang terkenal di Jawa Barat adalah Makam Sunan Gunung Jati (MSGJ). Penelitian ini bertujuan memotret kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di MSGJ. Metode yang digunakan pada penelitian terkait kondisi sosial dan ekonomi di MSGJ adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode penelitian kualitatif digunakan agar kondisi sosial ekonomi di MSGJ dapat di potret dengan baik. Adanya MSGJ menjadi peluang dan tantangan tersendiri bagi berbagai pihak. Peluang yang didapatkan salah satunya adalah masyarakat dapat memanfaat kebutuhan wisatawan yang berziarah. Sedangkan permasalahan sosial yang muncul adalah banyak pengemis dan bentrok antar warga. Dengan kondisi sosial dan ekonomi yang demikian, pemangku kepentingan di MSGJ seharusnya dapat meningkatkan/memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi secara perlahan-lahan.
Â
Kata Kunci: MSGJ; Wisata Religi; Sosial; Ekonomi.
References
Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan Republik Indonesia. (2015, Oktober 16). Peraturan Kepala BNPP 2015. Dipetik Agustus 28, 2017, dari Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan Republik Indonesia: http://bnpp.go.id/document/produk_hukum/2015/perkaban/Peraturan_BNPP_Nomor_1_Tahun_2015.pdf
Badan Pusat Statistik. (2017, Februari 09). Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Provinsi, 2002-2015. Dipetik Agustus 28, 2017, dari Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1366
BAPPEDA Provinsi Jawa Barat. (2017, Maret 20). Perda No. 22 Tahun 2010 Tentang RTRWP Jawa Barat 2009-2029. Dipetik Agustus 28, 2017, dari BAPPEDA Provinsi Jawa Barat: http://bappeda.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2017/03/Perda-No-22-Tahun-2010-Tentang-RTRWP-Jawa-Barat-2009-2029.pdf
Damanik, J., & Weber, H. F. (2006). Perencanaan Ekowisata: Dari Teori ke Aplikasi (FI Sigit Suyantoro ed.). Yogyakarta: Pusat Studi Pariwisata UGM & Penerbit ANDI.
Dann, G. M. (1977). Anomie, Ego-enhancement and Tourism. Annals of Tourism Research, IV(4), 184-194.
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon. (2016). Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon. Dipetik November 06, 2017, dari http://disbudparpora.cirebonkab.go.id/wisata-ziarah-makam-sunan-gunung-jati-kabupaten-cirebon
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon. (2016). Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon. Dipetik November 06, 2017, dari http://disbudparpora.cirebonkab.go.id/tupoksi
Enda, L. A. (2017). Pengembangan Destinasi Wisata Budaya. Solo: Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Fox, J. J. (2002). Wali: Penyiar Agama Islam Pertama di Jawa. Dalam J. J. Fox, & K. H. Saputra (Penyunt.), Indonesia Heritage: Agama dan Upacara (Vol. 9, hal. 18-19). Jakarta: Buku Antar Bangsa.
Guillot, C., & Chambert-Loir, H. (2010). Indonesia. Dalam Ziarah Dan Wali Di Dunia Islam (hal. 227). Depok: Komunitas Bambu.
Handayani, S., Khairiyansyah, & Wahyudin, N. (2019). Fasilitas, Aksesibilitas Dan Daya Tarik Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 123-133.
Jamhari. (2002). Adat Ziarah. Dalam J. J. Fos, & K. H. Saputra (Penyunt.), Indonesia Heritage: Agama dan Upacara (Vol. 9, hal. 34-35). Jakarta: Buku Antar Bangsa.
Kementerian Priwisata Republik Indonesia. (2010, Januari 16). Undang-undang. Dipetik Agustus 28, 2017, dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia: http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/4636_1364-UUTentangKepariwisataannet1.pdf
Koentjaraningrat. (2005). Pengantar Antropologi II. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Krippendorf, J. (1999). The Holiday Makers. Oxford: Butterworth-Heinemann.
Muhaimin, A. G. (2006). The Islamic tradition of Cirebon: ibadat and adat among Javanese muslims. Canberra: ANU E Press.
Nirwandar, S. (2014). Building WOW Indonesia Tourism and Creatve Industry. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pforr, C., Volgger, M., & Dowling, R. (2020). Consumer Tribes: A Tourism Perspective on Shared Experiences, Emotion, and the Passion for a Specific Interest. Dalam C. Pforr, M. Volgger, & R. Dowling, Consumer Tribes in Tourism (hal. 3-10). Singapore: Springer.
Radar Cirebon. (2017). Terget Maret, Gunung Jati Bebas Pengemis. Dipetik Novermber 06, 2017, dari http://www.radarcirebon.com/target-maret-gunung-jati-bebas-pengemis.html
Shackley, M. (2008). Management Challenges for Religion-Based Attractions. Dalam A. Fyall, B. Garrod, A. Leask, & S. Wanhill (Penyunt.), Managing Visitor Attractions (2 ed., hal. 253-263). Oxford: Butterworth-Heinemann.
Suratman, Munir, & Salamah, U. (2011). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2 ed.). Malang: Intermedia.
Suwantoro, G. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata (II ed.). Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta.
Swanson, K. (2014). Souvenirs, Tourists, and Tourism. Dalam A. A. Lew, C. M. Hall, & A. M. Williams, The Wiley Blackwell Companion to Tourism. West Sussex: Wiley Blackwell.
Swarbrooke, J. (2004). Sustainable Tourism Management. Oxon, United Kingdom: CABI Publishing.
Urry, J., & Larson, J. (2011). The Tourist Gaze 3.0. London: SAGE Publications.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.