PENGARUH PANJANG BADAN LAHIR, ASI EKSKLUSIF, JUMLAH DAN PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP RESIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
DOI:
https://doi.org/10.30737/jubitar.v2i1.1651Abstract
Stunting merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang sering dihadapi oleh negara berkembang. Faktor internal keluarga dapat memberikan dampak pada balita stunting Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor biologi, sosial, ekonomi terhadap kejadian stunting di Kabupaten Nganjuk. Desain penelitian ini menggunakan penelitian analitik observasional dengan rancangan case control. Lokasi penelitian di Kabupaten Nganjuk pada bulan Mei sampai Juni 2020. Jumlah sampel 150 balita dipilih dengan menggunakan fixed disease sampling yang meliputi kelompok kasus 50 balita dengan stunting dan kelompok kontrol sebanyak 100 balita normal yang tidak dalam kondisi stunting, wasting dan overweight. Variabel independen penelitian ini panjang badan lahir, pemberian ASI eksklusif, jumlah keluarga dan pendapatan keluarga, sedangkan variabel dependen penelitian kasus stunting. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengolahan data menggunakan analisis regresi logistik ganda. Stunting dipengaruhi oleh panjang badan lahir (OR=2.47; CI 95%=1.21 hingga 3.72; p=<0.000), pemberian ASI (OR=1.78; CI 95%=0.52 hingga 3.04; p=0.006), jumlah keluarga (OR=2.31; CI 95%=1.69 hingga 2.93; p=<0.000), dan pendapatan keluarga (OR=2.16; CI 95%=0.95 hingga 3.37; p=0.011). Kejadian stunting meningkat dengan panjang badan lahir kurang, menyusui tidak eksklusif, jumlah keluarga yang banyak dan rendahnya pendapatan keluarga.
Â
Kata kunci : Stunting, balita, biologi, sosial, ekonomi     Â
References
Adeela A. & Seur K. (2016). Impact Of Maternal Socio-Economic Determinants On Early Childhood Stunting In Maldives: An Analysis of Maldives Demographic Health Survey. Internasional Journal of Scientific & Technology Research. 5:190-200
Adiyanti, M. (2014). Pola Asuh Gizi, Sanitasi Lingkungan, dan Pemanfaatan Posyandu dengan Ke¬jasian Stunting pada Baduta di Indonesia (Analisis Data Riskesdas Tahun 2010). Depok: Universitas Indonesia.
Anindita, P. (2012) Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein & Zinc dengan Stunting (Pendek) pada Balita Usia 6-35 Bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. J Kesehatan Masyarakat. 2012;1(2):617–26.
Anisa, P. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 25-60 Bulan di Kelurahan Kalibaru Depok Tahun 2012 (Skripsi). Depok: FKM UI.
Budiastutik I. & Nugraheni S.A. (2018). Determinants of Stunting in Indonesia: A Review Article. International Journal of Health Care Research. 1 (2): 43-49.
Cruz LMG, Azpeiti GG, Suarez DR, Rodriquez AS, Ferrer JFL, Serra ML. (2017). Factors Associated with Stunting among Children Aged 0 to 59 Months from the Central Region of Mozambique. Nutriens Journal. Hal: 1-16, doi:10.3390/nu9050491
Fikrina., et al. (2017). Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Karangrejek Wonosari Gunung Kidul. Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Habyarimana F, Zewotir T, Ramroop S. (2016). Key Determinants of Malnu-trition of Children Under Five Years of Age in Rwanda: Simultaneous Mea-surement of Three Anthropometric Indices. Journal African Population Studies. 30(2): 2328-2340. doi: http:- //dx.doi.org/10.11564/30-2-836
Indriani D., Dewi Y.L.R., Murti B., Qadrijati I. (2018). Prenatal Factors Associated with the Risk of Stunting: A Multilevel Analysis Evidence from Nganjuk, East Java. Journal of Maternal and Child Health, 3(4): 294-300. doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.04.07
Indriyani E., Dewi Y.L.R., Murti B., Salimo H. (2018). Biopsychosocial Determinants of Stunting in Children Under Five: A Path Analysis Evidence from the Border Area West Kalimantan. Journal of Maternal and Child Health, 3(2): 146-155. doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.02.07
Islam M.M., Sanin K.I., Mahfuz M., Ahmed A.M.S., Mondal D., Haque R., Ahmed T. (2018). Risk factors of Stunting among Children Living in an Urban Slum of Bangladesh: Findings of a Prospective Cohort Study. BMC Public Health. 18(197). doi: 10.1186/s12889-018-5101-x.
Kania, D. (2015). Indonesia Peringkat Lima Besar Anak Penderita Stunting. (Online). Retrieved Januari 23, 2015, from https// : lifestyle.okezone.com/read/2015/01/23/481/1096366/indonesiaperingkatlima-besar-anak-penderita-stunting.
Lestari, Margawati & Rahfiludin. (2014). Faktor Risiko Stunting pada Anak Umur 6-24 bulan di Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Jurnal Gizi Indonesia (ISSN : 1858-4942).
Safitri, C.A., dan Nindya, T. S. (2017). Hubungan ketahanan pangan dan penyakit diare dengan stunting pada balita 13-48 bulan di Kelurahan Manyar Sabrangan, Surabaya. J Amerta Nutr. 2017;1(2):52– 61. doi:10.20473/amnt.v1i2.2017.52-61
Setyaningrum T.C.W., Murti B., Indarto D., (2017). Biopsychosocial Factors Associated with Child Growth at Ngembal Kulon Community Health Center, Kudus. Journal of Epidemiology and Public Health. 2(2):130-140. doi.org/10.26911/jepublichealth
TNP2K. (2018). Gerakan Nasional Pencegahan Stunt¬ing dan Kerjasama Kemitraan Multi Sektor . Jakarta: Sekretariat Wapres RI.
Wiyogowati, C. (2012). Kejadian Stunting pada Anak Berumur Dibawah Lima Tahun (0-59 bulan) Di Provinsi Papua Barat Tahun 2010 (Anali¬sis Data RISKESDAS 2010). Kesehatan Masyarakat.