Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Banyuwangi

Authors

  • Ari Suciati Politeknik Negeri Jember
  • Sumadi Sumadi Politeknik Negeri Jember
  • Abdoel Djamali Politeknik Negeri Jember

DOI:

https://doi.org/10.30737/agrinika.v6i1.2122

Keywords:

development, QSPM, shallots, strategy, SWOT

Abstract

Shallots are vegetable commodities that have long been superior and have been intensively cultivated by many farmers. They belong to the group of non-substituted spices that function as food seasonings and ingredients for traditional medicines. Banyuwangi Regency is one of the regencies that produces shallot commodity in East Java Province. Shallot production in Banyuwangi Regency each year has rapidly increased. Meanwhile, the shallot harvested area in Banyuwangi Regency has fluctuated, meaning that there is an opportunity to develop shallots. In addition, shallots are one of the horticultural crops that play a role in increasing the Gross Regional Domestic Product (GRDP) in the Banyuwangi Regency. The supporting factors for shallot farming are suitable land and government support. A study was aimed to analyze the strategy of developing shallot agribusiness in the Banyuwangi Regency. The SWOT method (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) was employed to determine the internal and external factors of the shallot business, followed by Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) to determine the development strategy by using the priority strategy generated from SWOT. It was found that the shallot agribusiness in Banyuwangi was feasible to be developed. The priority of the resulting strategy was to maintain and increase the production and quality of shallots in Banyuwangi Regency to meet high market demand with the highest value of 7.23.


Bawang merah termasuk komoditas sayuran yang sudah lama menjadi unggulan dan secara intensif telah banyak diusahakan petani. Bawang juga termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang digunakan sebagai bahan obat tradisional dan bumbu penyedap makanan. Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Jawa Timur sebagai daerah penghasil sektor pertanian dari komoditas bawang merah. Setiap tahunnya, data produksi bawang merah di Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan mulai dari 3.423  sampai dengan 6.322 ton (Badan Pusat Statistik Banyuwangi, 2019). Sedangkan untuk luas panen bawang merah di Kabupaten Banyuwangi mengalami fluktuatif, tahun 2016 – 2019 yaitu sebesar 314, 319, 322, 556 ton (Dinas Pertanian dan Pangan, 2019) sehingga ada peluang untuk pengembangan bawang merah. Selain itu   bawang merah sebagai juga termasuk tanaman hortikultura yang memiliki peran dalam meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Banyuwangi. Ada beberapa faktor yang mendukung usaha tani bawang merah yaitu lahan yang cocok dan adanya dukungan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan agribisnis komoditas bawang merah di Kabupaten Banyuwangi. Metode yang digunakan adalah (Stenght, Weakness, Opportunity, and Threat) SWOT untuk menentukan faktor internal dan eksternal usaha bawang merah, Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) untuk penentuan strategi pengembangan dengan menggunakan prioritas strategi dihasilkan dari SWOT. Dari penelitian dihasilkan bahwa usaha agribisnis komoditas bawang merah di Kabupaten Banyuwangi layak untuk dikembangkan, prioritas strategi yang dihasilkan yaitu mempertahankan dan meningkatkan produksi serta kualitas bawang merah di Kabupaten Banyuwangi untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi dengan nilai tertinggi yaitu 7,23. 

Author Biographies

Ari Suciati, Politeknik Negeri Jember

Mahasiswa Pascasarjana

Sumadi Sumadi, Politeknik Negeri Jember

Dosen Pascasarjana

Abdoel Djamali, Politeknik Negeri Jember

Dosen Pascasarjana

References

Afrizal, Hadi, S., & Maharani, E. (2018). STRATEGI PENGEMBANGAN BAWANG MERAH DI KOTA PEKANBARU. Jurnal Dinamika Pertanian, 34(3), 219–228.

Apriliani, T. L., & Fahmi, A. (2016). Analisis efisiensi pemasaran bawang merah di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Ganec Swara, 10(2), 26–33.

Asmara, R., & Ardhiani, R. (2010). Integrasi pasar dalam sistem pemasaran bawang merah. Agrise, 10(3), 164–176.

Badan Pusat Statistik Banyuwangi. (2019). Kabupaten Banyuwangi dalam Angka. BPS Kabupaten Banyuwangi.

Dinas Pertanian dan Pangan. (2019). Data Tahunan Bidang Perkebunan dan Hortikultura. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi.

Fajriyah, N. (2019). Kiat Sukses Budidaya Bawang Merah. Bio Genesis.

Hariance, R., Febriamansyah, R., & Tanjung, F. (2016). Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi Robusta Di Kabupaten Solok. Jurnal AGRISEP, 15(1), 111–126. https://doi.org/10.31186/jagrisep.15.1.111-126

Kiloes, A. M., Hardiyanto, N., Sulsityaningrum, A., & Anwarudin Syah, M. J. (2019). Strategi Pengembangan Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Solok (Shallot Agribusiness Development Strategy in Solok Regency). Jurnal Hortikultura, 28(2), 269. https://doi.org/10.21082/jhort.v28n2.2018.p269-280

Lisanty, N., Andajani, W., Pamudjiati, A. D., & Artini, W. (2021). Regional Overview of Food Security from Two Dimensions: Availability and Access to Food, East Java Province. Journal of Physics: Conference Series, 1899(1), 4–10. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1899/1/012067

Lisanty, N., & Junaidi, J. (2021). Produksi Pupuk Organik Cair (POC) dengan memanfaatkan Mikro Organisme Lokal (MOL) di Desa Jegreg Kabupaten Nganjuk. JATIMAS: Jurnal Pertanian Dan Pengabdian Masyarakat, 1(1), 1–10.

Lisanty, N., Sutiknjo, T. D., Artini, W., & Pamujiati, A. D. (2020). Saluran Pemasaran Bawang Merah di Desa Sentra Produksi Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur. Jimanggis, 1(2), 69–86.

Lubis, Z. (2019). Strategi pengembangan komoditi bawang merah di kabupaten simalungun. Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 1, 1685–1691.

Muhammad, M., & Ekaria, E. (2019). Strategi Pengembangan Usaha Bawang Merah Lokal Topo di Kecamatan Tidore Utara Kota Tidore Kepulauan. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 12(2), 209–219. https://doi.org/10.29239/j.agrikan.12.2.209-219

Rahardjo, D., & Wijaya, G. A. (2018). Perbandingan Usahatani Bawang Merah Di Musim Kemarau Dan Musim Penghujan Di Kecamatan Sukomoro. Agrinika, 2(1), 1–12.

Rostini, N. (2011). Enam Jurus Bertanam Cabai Bebas Hama dan Penyakit. PT Agromedia Pustaka.

Satar, M., & Buraerah, S. (2020). Analisis Kelayakan Dan Strategi Pengembangan Usaha Tani Bawang Merah Di Kota Parepare. Economos : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 3(2), 46–50.

Setiani, R. _. (2019). Strategi Pengembangan Bawang Merah Di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 26(2), 143–152. https://doi.org/10.14203/jep.26.2.2018.143-152

Songi, R. I., Baruwadi, M., & Rauf, A. (2018). Strategi Pengembangan Agribisnis Bawang Merah di Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. AGRINESIA: Jurnal Ilmiah Agribisnis, 3(1), 30–38.

Wadu, J., & Linda, A. M. (2020). Strategi Pengembangan Usahatani Bawang Merah Di Kelurahan Malumbi, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur. Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan, 8(3), 294. https://doi.org/10.30598/agrilan.v8i3.1099

Wisnu, G., Pamungkas, J., & Rahardjo, P. (2021). Pengaruh Ukuran Polibag Dan Jarak Antar Rak Dalam Sistem Vertikultur Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Merah. Jurnal Jintan, 1(1), 92–100.

Downloads

PlumX Metrics

Published

29-03-2022

How to Cite

Suciati, A., Sumadi, S., & Djamali, A. (2022). Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi Dan Agribisnis, 6(1), 96–108. https://doi.org/10.30737/agrinika.v6i1.2122

Issue

Section

Articles