Optimalisasi Dosis Pupuk Organik Cair Mikroorganisme Lokal Terhadap Pertumbuhan Sawi Daging

Authors

  • Edy Kustiani Faculty of Agriculture, Kadiri University
  • Saptorini Saptorini Faculty of Agriculture, Kadiri University

DOI:

https://doi.org/10.30737/agrinika.v3i1.634

Keywords:

liquid organic fertilizer, local microorganism, mustard.

Abstract

Liquid organic fertilizers are biological fertilizers which are made through a process of decomposition to produce liquid which acts as a nutrient needed for plants. Local microorganism liquid organic fertilizer (MOL) is a liquid produced from natural resources available in the place where MOL is made, containing macro, micro and microbial nutrients that function as decomposition or decomposition. The object of research is the mustard plant which is a vegetable plant (olericulture) so it is very suitable for development because, the direction from after harvesting is for consumption, both personally and society at large. This research was conducted in the greenhouse of the Faculty of Agriculture, Kadiri University, Kediri from September to October 2017. The environmental design used was a completely randomized design (CRD) with a factorial treatment design consisting of two factors, namely; the first factor was the composition of the planting medium and the second factor was the liquid organic fertilizer MOL. Based on the results of observations and analysis of variance, it can be seen that there is no interaction between the treatment of the composition of the growing media and the dosage of MOL liquid organic fertilizer on plant height at all observation ages. In the best media composition treatment, compost: 1: 1 manure showed the best results. Treatment of local microorganism liquid organic fertilizer (MOL) at a dose of 5cc / pot showed the best results.

Pupuk organik cair adalah pupuk hayati yang dibuat melalui proses pembusukan sehingga menghasilkan cairan yang berperan sebagai unsur hara yang dibutuhkan untuk tanaman. Pupuk organik cair mikroorganisme local (MOL) adalah cairan yang dihasilkan dari sumber daya alam yang tersedia di tempat pembuatan MOL, mengandung unsur hara makro, mikro juga mikroba yang berfungsi sebagai perombak atau pendekomposisi. Adapun objek penelitian adalah tanaman sawi daging yang merupakan tanaman sayuran (olerikultura) sehingga sangat cocok pengembanganya karena, arah dari setelah panen adalah untuk konsumsi, baik pribadi maupun masyarakat luas. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Fakultas Petanian Universitas Kadiri, Kediri mulai bulan September dengan Oktober 2017. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan rancangan perlakuan faktorial yang terdiri dua factor yaitu; faktor pertama adalah komposisi media tanam dan faktor kedua adalah pupuk organik cair MOL. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis ragam dapat diketahui bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan komposisi media tanam dengan dosis pupuk organik cair MOL terhadap tinggi tanaman pada semua umur pengamatan. Pada perlakuan komposisi media terbaik kompos:pupuk kandang 1:1 menunjukkan hasil terbaik. Perlakuan dosis pupuk organik cair mikriorganisme lokal (MOL) dosis 5cc/pot menunjukkan hasil terbaik.

References

Cholisoh, K. N., Budiyanto, S., & Fuskhah, E. (2018). Pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea l.) akibat pemberian pupuk urin kelinci dengan jenis dan dosis pemberian yang berbeda. Agro Complex, 2 (October), 275–280. https://doi.org/doi.org/10.14710/joac.2.3.275-280

Duaja, M. D. (2012). Pengaruh Bahan Dan Dosis Kompos Cair Terhadap Pertumbuhan Selada (Lactuca sativa sp.). Bioplantae, 1(1), 10–18. https://doi.org/10.1172/JCI31664

Erawan, D., Yani, W. O., & Bahrun, A. (2013). Growth and Yield of Mustard (Brassica juncea L.) under Various Dosages of Urea Fertilizer. Jurnal Agroteknos, 3(1), 19–25.

George, T. S., Gregory, P. J., Wood, M., Read, D., & Buresh, R. J. (2002). Phosphatase activity and organic acids in the rhizosphere of potential agroforestry species and maize. Soil Biology and Biochemistry, 34(10), 1487–1494. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/S0038-0717(02)00093-7

Gustia, H. (2013). Pengaruh Penambahan Sekam Bakar Pada Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan, 1(1), 12–17. https://doi.org/10.1016/j.ocl.2008.05.004

Julita, S., Gultom, H., & Mardaleni. (2013). Pengaruh Pemberian Mikro Organisme Lokal (MOL) Nasi Dan Hormon Tanaman Unggul Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai ( Capsicum Annum L .) Influence of giving Local Microorganism of Rice and Superior Plant Hormone on Growth and Yield of Chilli (. Jurnal Dinamika Pertanian, XXVIII(3), 167–174.

Junaidi. (2017). Pengaruh Interaksi Macam Pupuk Kandang Dan Dosis Terhadap Parameter Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi. Agrinika, 1(2), 154–167. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Kurniawan, A. (2018). MOL Production ( Local Microorganisms ) With Organic Ingredients Utilization Around Produksi Mol ( Mikroorganisme Lokal ) Dengan Pemanfaatan. Jurnal Hexagro, 2(2), 36–44.

Kustiani, E. (2018). Pemanfaatan Urine Sapi Pada Beberapa Campuran Kompos Terhadap Hasil Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Agrinika, 2(1), 13–26.

Manullang, R. R., Rusmini, R., & Daryono, D. (2018). Kombinasi Mikroorganisme Lokal Sebagai Bioaktivator Kompos Combination of Local Microorganism as Compose Bioactivators. Jurnal Hutan Tropis, 5(3), 259. https://doi.org/10.20527/jht.v5i3.4793

Marpaung, A. E. (2017). Pemanfaatan Jenis Dan Dosis Pupuk Organik Cair (POC) Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasil Sayuran Kubis. Jurnal Agroteknosains, 01(02), 117–123.

Mehrvarz, S., & Chaichi, M. R. (2008). Effect of Phosphate Solubilizing Microorganisms and Phosphorus Chemical Fertilizer on Forage and Grain Quality of Barely (Hordeum vulgare L.). J. Agric. & Environ. Sci, 3(6), 855–860.

Pary, C. (2015). Pengaruh pupuk organik (daun lamtoro) dalam berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Fikratuna, 7(2), 247–255.

Sarif, P., Hadid, A., & Wahyudi, I. (2015). Akibat Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Urea. J. Agrotekbis 3, 3(5), 585–591.

Singgih, S. (2011). Bertanam Sayuran Secara Organik. Seri Pertanian. PT Angkasa Bandung.

Suhastyo, A. A., Anas, I., Andreas Santosa, D., & Lestari, Y. (2013). Studi Mikrobiologi Dan Sifat Kimia Mikroorganisme Lokal (Mol) Yang Digunakan Pada Budidaya Padi Metode Sri (System Of Rice Intensification). Sainteks, X(2), 29–39.

Sulastri, Sutejo, H., & Fatah, A. (2018). Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Pada Pemberian Pupuk Organik Cair Agrobost. Jurnal Agrifor, XVII(2), 375–384.

SUPARTHA, I. N. Y., WIJANA, G., & ADNYANA, G. M. (2012). Aplikasi Jenis Pupuk Organik Pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika (Journal of Tropical Agroecotechnology), 1(2), 98–106.

Susi, N., Mutryarny, E., & Rizal, M. (2015). Pengujian Mikroorganisme Lokal (MOL) Limbah Kulit Nenas Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Caisim (Brassica juncea L). Jurnal Imiah Pertanian, 12(1), 44–51. https://doi.org/10.1007/978-1-4614-7495-1_23

Taufiq, A., Kuntyastuti, H., Prahoro, C., & Wardani, T. (2007). Pemberian kapur dan pupuk kandang pada kedelai di lahan kering masam. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 26(1), 78–85.

Wulandari, D. A. (2015). Penggunaan Em4 Dan Mol Limbah Tomat Sebagai Bioaktivator Pada Pembuatan Kompos. In Universitas Negeri Semarang. Universitas negeri Semarang

Downloads

PlumX Metrics

Published

29-03-2019

How to Cite

Kustiani, E., & Saptorini, S. (2019). Optimalisasi Dosis Pupuk Organik Cair Mikroorganisme Lokal Terhadap Pertumbuhan Sawi Daging. Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi Dan Agribisnis, 3(1), 16–28. https://doi.org/10.30737/agrinika.v3i1.634

Issue

Section

Articles