Main Article Content

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan gawangan kopi sebagai lahan tumpangsari di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Latar belakang kegiatan ini berangkat dari permasalahan utama perkebunan kopi rakyat, yaitu serangan hama penggerek buah kopi (PBKo) akibat sanitasi kebun yang kurang optimal serta keterbatasan lahan untuk meningkatkan pendapatan petani. Program dilaksanakan melalui penyuluhan, praktik lapangan, serta pendampingan kepada kelompok tani binaan Omah Kopi Mandiri (OKM). Kegiatan mencakup pemanfaatan hasil sanitasi kebun sebagai bahan organik, pengolahan lahan gawangan, serta penanaman tanaman sela seperti cabai dan sayuran dataran tinggi. Hasil program menunjukkan bahwa petani memperoleh pengetahuan baru terkait pentingnya sanitasi kebun dan penerapan sistem polikultur yang mampu menekan serangan hama, meningkatkan kesuburan tanah, serta menambah pendapatan melalui panen tanaman sela. Selain manfaat ekonomi, penerapan tumpangsari juga mendukung keberlanjutan ekosistem, diversifikasi pendapatan, dan ketahanan terhadap perubahan iklim. Program ini menjadi model alternatif yang dapat direplikasi pada kebun kopi rakyat di wilayah lain

Keywords

Gawangan kopi tumpangsari sanitasi kebun polikultur pemberdayaan petani

Article Details

How to Cite
OPTIMALISASI GAWANGAN KOPI SEBAGAI LAHAN TUMPANGSARI DIKECAMATAN SENDANG, TULUNGAGUNG. (2025). Jurnal Abdi Masyarakat , 8(2), 545-550. https://doi.org/10.30737/jaim.v8i2.6768

How to Cite

OPTIMALISASI GAWANGAN KOPI SEBAGAI LAHAN TUMPANGSARI DIKECAMATAN SENDANG, TULUNGAGUNG. (2025). Jurnal Abdi Masyarakat , 8(2), 545-550. https://doi.org/10.30737/jaim.v8i2.6768

References

  1. Atalaya-Marin, N., Goñas, M., & Tineo, D. (2023). Integrating Remote Sensing and In-Situ Data in Cocoa Systems.
  2. Bomdzele, E., & Molua, E.L. (2023). Impact of Climate and Non-Climatic Parameters on Cocoa Production. Frontiers in Climate, 5, 1069514. DOI:10.3389/fclim.2023.1069514
  3. Danquah, A.B.A. (2023). Assessing the Contribution of Cocoa Producer Organisations to Climate Adaptation in Ghana. University of Cape Coast.
  4. Jamhari, J., Hartono, S., & Irham, I. (2021). Faktor Penentu Produksi pada Perkebunan Rakyat Kelapa Sawit di Kabupaten Mamuju Utara. Jurnal Teknosains, 9(1), 58-76.
  5. Khaidad, A., Romano, R., & Fauzi, T. (2021). Analisis Penerapan Intensifikasi Pada Tanaman Cabe Di Lahan Tanaman Kopi Masa Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Atu Lintang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 6(3), 42-52.
  6. Kittur, B.H., Upadhyay, A.P., & Raj, A. (2024). Process-based models for tree–crop interaction. In Agroforestry for Carbon Management.
  7. Elsevier. Raj, A., & Jhariya, M.K. (2023). Carbon Sequestration in Agroforestry and Horticulture Systems. In Emerging Solutions in Sustainable Food and Nutrition. Springer.
  8. Soesanthy, F., Randriani, E., & Syafaruddin, S. (2016). Evaluasi Tingkat Serangan Penggerek Buah Kopi Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae) pada Kultivar Kopi Arabika AGK-1.
  9. Supriadi, H., Astutik, D., & Sobari, I. (2022). The role of agroforestry based cocoa on climate change mitigation. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science, 974(1), 012135. DOI:10.1088/1755-1315/974/1/012135
  10. Syafiruddin, S., Ngatemi, N., Zainuddin, Z., & Abdulloh, A. (2021). Pelatihan Pembuatan Feromon Dari Kulit Kopi Dalam Usaha Pengendalian Hama Penggerek Buah Pbko (Hypothenemus Hampei) Di Desa Sialaman Kebupaten Tapanu Li Selatan. Jurnal Al Ulum Lppm Universitas Al Washliyah Medan, 902), 55-61.

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.