Dampak Maraknya Impor Beras di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir terhadap Kesejahteraan Petani Padi

Authors

  • Azza Indah Kusumastuti Politeknik APP Jakarta
  • Septi Amanda Indriani Politeknik APP Jakarta
  • Tyiara Febriyyani Politeknik APP Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.30737/jintan.v4i1.5312

Keywords:

Farmers, Imports, Needs, RIce, Welfare

Abstract

Even though Indonesia is one of the countries that produce the most rice in the world, it is still a rice importing country. This is because farmers in Indonesia still use poor agricultural techniques and inadequate technology. Combined with a large population and high per capita consumption, Indonesia consumes rice in large quantities. There is a need for rice as a staple food for communities with high populations. However, in reality, most people who depend on agriculture remain poor. If it continues, it is felt that rice import activities will impact the economy and welfare  of Indonesian rice farmers because imported rice comes in at a lower selling price, making it difficult for local farmers to compete and sell their crops. People generally prefer imported rice at a cheaper price to meet their daily food needs. Indonesia still relies on imports from other countries because domestic rice needs must be fully met. This journal was created by studying literature on related issues to determine the negative impact of rice import activities on local rice farmers, such as price and quality differences. Imported rice is cheaper than local rice based on quality and price. The difference in price between imported rice and local rice in 2022 will widen; imported rice has succeeded in occupying a lower price at the producer level when compared to the price of local rice. Efforts are needed to improve the quality and productivity of local rice. They start with adequate technology and the process of selecting seeds for harvesting because several things, including agricultural area, water content, and technological support, influence rice quality.

 

Indonesia adalah salah satu negara yang paling banyak memproduksi beras di dunia, namun masih menjadi negara importir beras. Hal ini dikarenakan para petani di Indonesia masih menggunakan teknik pertanian yang buruk dan teknokogi yang kurang memadai. Bila dikombinasikan dengan populasi yang besar dan konsumsi perkapita yang tinggi, membuatIndonesia mengonsumsi beras dalam jumlah yang sangat besar. Kebutuhan akan beras sebagai makanan pokok masyarakat dengan jumlah populasi tinggi. Namun pada kenyataannya, sebagian besar orang yang bergantung pada pertanian tetap miskin. Jika diteruskan, kegiatan impor beras dirasa akan berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan petani padi Indonesia karena beras impor masuk dengan harga jual yang lebih rendah akan menyulitkan petani lokal untuk bersaing dan menjualkan hasil panennya. Masyarakat umumnya akan lebih memilih beras impor dengan harga yang lebih murah untuk memenuhi kebutuhan pangannya sehari-hari. Indonesia masih mengandalkan impor beras dari negara lain karena pemenuhan kebutuhan beras di dalam negeri belum sepenuhnya terpenuhi. Jurnal ini dibuat dengan studi literatur dengan isu terkait untuk mengetahui dampak negatif dari kegiatan impor beras terhadap petani padi lokal, seperti faktor perbedaan harga dan kualitas, beras impor lebih murah daripada beras lokal, berdasarkan kualitas dan harga. Selisih harga beras impor dengan beras lokal di tahun 2022 semakin melebar, beras impor berhasil menduduki harga yang lebih murah di level produsen jika dibandingkan dengan harga beras lokal. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas beras lokal. Mulai dari penggunaan teknologi yang memadai dan proses daripemilihan bibit hingga panen. Karena faktor kualitas padi dipengaruhi oleh beberapa
hal, termasuk wilayah pertanian, kadar air, dan dukungan teknologi. 

Author Biographies

Azza Indah Kusumastuti, Politeknik APP Jakarta

Program Studi Perdagangan Internasional Wilayah ASEAN dan RRT

Septi Amanda Indriani, Politeknik APP Jakarta

Program Studi Perdagangan Internasional Wilayah ASEAN dan RRT

Tyiara Febriyyani, Politeknik APP Jakarta

Program Studi Perdagangan Internasional Wilayah ASEAN dan RRT

References

Arimbawa, P. D., & Widanta, A. . B. P. (2017). Pengaruh Luas Lahan, Teknologi dan Pelatihan Terhadap Pendapatan Petani Padi dengan Produktivitas sebagai Variabel Intervening di Kecamatan Mengwi, 6, 1601-1627.

Basuki, Z. M., Putra Hidayat, R. J., Asih, P. S., & Sihidi, I. T. (2021). Analisis Kebijakan Impor Beras 1 Juta Ton Oleh Pemerintah Indonesia: Data Dan Analisis Media Sosial. Jurnal Academia Praja, 4(2), 474-495. https://doi.org/10.36859/jap.v4i2.485

Carolina, M., & Sirait, R. A. (2018). Pengaruh Impor Pangan Terhadap Kesejahteraan Petani Pangan. Jurnal Budget, 3(2), 1-19. https://ejurnal.dpr.go.id/index.php/jurnalbudget/article/download/50/42

Jiuhardi. (2023). Analisis Kebijakan Impor Beras Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Petani di Indonesia. INOVASI: Jurnal Ekonomi, Keuangan Dan Manajemen, 19(1), 1-13.

Ketaren, A., & Rangkuty, R. P. (2021). Kajian Pembangunan Ketahanan Pangan Keluarga Petani. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM), 2(2), 218. https://doi.org/10.29103/jspm.v2i2.5646

Keumala, C. M., & Zainuddin, Z. (2018). Indikator Kesejahteraan Petani melalui Nilai Tukar Petani (NTP) dan Pembiayaan Syariah sebagai Solusi. Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 9(1), 129-149.

Kusumah, F. P. (2019). Ekonomi Politik dalam Kebijakan Impor Beras: Membaca Arah Kebijakan Pemerintah 2014-2019. Politika: Jurnal Ilmu Politik, 10(2), 137. https://doi.org/10.14710/politika.10.2.2019.135-156

Munarso, S. J., Kailaku, S. I., & Indriyani, R. (2020). Physical Quality of Several Segments of Rice: Subsidized, Nonsubsidized, and Imported. Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 84, 1-10.

Octania, G. (2021). Peran Pemerintah dalam Rantai Pasok Beras Indonesia. Cips, 32-44.

SARAGIH, F. S., & MARIATI, R. (2020). ANALISIS KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH BERDASARKAN PENDAPATAN DAN KONSUMSI DI KELURAHAN SINDANG SARI KECAMATAN SAMBUTAN (Analysis of Household Welfare of Lowland Paddy Farmer based on Income and Consumption in Sindang Sari Urban Village Sambutan Subcity). JURNAL AGRIBISNIS DAN KOMUNIKASI PERTANIAN (Journal of Agribusiness and Agricultural Communication), 3(2), 105. https://doi.org/10.35941/jakp.3.2.2020.3867.105-112

Simbolan. (2005). Kebijakan Impor Beras Di Indonesia. Jurnal Yuridis, 6(1), 24-45. www.cnnindonesia.com

Wibawa, N. C., Ardini, H., Hermawati, G., Firdausa, R. N., Anggoro, K. B., & Wikansari, R. (2023). Analisis Impor Beras Di Indonesia Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Impor Beras. Jurnal Economina, 2(2), 574-585. https://doi.org/10.55681/economina.v2i2.337

Zaril Gapari STIT Palapa, M. (2021). Pengaruh Kenaikan Harga Beras Terhadap Kesejahteraan Petani Di Desa Sukaraja. PENSA: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(1), 14-26. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pensa

Downloads

PlumX Metrics

Published

28-01-2024

How to Cite

Kusumastuti, A. I., Indriani, S. A., & Febriyyani, T. (2024). Dampak Maraknya Impor Beras di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir terhadap Kesejahteraan Petani Padi. JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional, 4(1), 78–88. https://doi.org/10.30737/jintan.v4i1.5312

Issue

Section

Articles