EVALUASI TERAPI DAN KESESUAIAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DIARE AKUT ANAK
DOI:
https://doi.org/10.30737/jafi.v3i1.2071Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi Terapi Dan Kesesuaian Peggunaan Obat Pada Pasien Diare Akut Anak Di Instalasi Rawat Inap Rs X Kabupaten Jombang. Pengobatan utama pada diare bisa dilakukan dengan pemberian obat antidiare. Kegagalan dalam pengobatan diare dapat menyebabkan infeksi berulang atau gejala berulang dan bahkan timbulnya resistensi. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan retrospektif menggunakan data rekam medik. Populasi penelitian ini adalah pasien anak diare akut di Rumah Sakit X Kabupaten Jombang pada bulan Juli-Desember 2020 sejumlah 343 pasien, dengan teknik consecutive sampling didapatkan 69 responden. Hasil penelitian menunjukkan obat-obatan yang digunakan untuk anak diare adalah injeksi Cefotaxime yaitu 51 anak (74%), kaolin pektin 2 anak (2,9%), injeksi ondancentron yaitu 69 anak (100%), injeksi antrain sebanyak 42 anak (60,9%). Jenis infus yang digunakan hampir seluruhnya adalah ringer laktat yaitu 64 anak (92,8%). Obat penunjang yang digunakan adalah lacto B dan zinc sebanyak 69 anak (100%), dan ranitidine oral sebanyak 51 anak (73,9%). Ketepatan obat 100% tepat indikasi, 100% tepat dosis, dan 100% tepat pasien. Ketepatan obat menurut Kemenkes RI (2011) yaitu Cefotaxime 88,2%, Cefotaxime dan Cotrimoksazole 100%, Cefotaxime dan Tiamfenicol 100%, 100% penggunaan antibiotik tidak tepat menurut WGO (2012). Ketepatan penggunaan kaolin dan pektin 18,2%, infus 100%, antiemetik 5,8%, antipiretik 100%, zinc dan lacto B 100%, ranitidine 22,4%. Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi yang tepat antara dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan pengobatan pada pasien, sehingga didapatkan terapi yang tepat, efektif, dan aman.
This study aims to determine the evaluation of therapy and the suitability of drug use in children with acute diarrhea in the Inpatient Installation of Rs X, Jombang Regency. The main treatment for diarrhea can be done by administering anti-diarrheal drugs. Failure to treat diarrhea can lead to recurrent infections or recurrent symptoms and even resistance. The design of this study was an observational analytic with a retrospective approach using medical record data. The population of this study was 343 patients with acute diarrhea at X Hospital, Jombang Regency in July-December 2020, with a consecutive sampling technique of 69 respondents. The results showed that the drugs used for children with diarrhea were Cefotaxime injection, namely 51 children (74%), kaolin pectin 2 children (2.9%), 69 children (100%) ondancentron injection, 42 children (60 , 9%). Almost all of the types of infusion used were Ringers lactate, namely 64 children (92.8%). The supporting drugs used were lacto B and zinc in 69 children (100%), and oral ranitidine in 51 children (73.9%). The accuracy of the drug is 100% accurate, 100% correct in dosage, and 100% correct for patients. The accuracy of the drug according to the Indonesian Ministry of Health (2011), namely Cefotaxime 88.2%, Cefotaxime and Cotrimoxazole 100%, Cefotaxime and Tiamfenicol 100%, 100% inappropriate use of antibiotics according to WGO (2012). The accuracy of using kaolin and pectin was 18.2%, infusion 100%, antiemetic 5.8%, antipyretic 100%, zinc and lacto B 100%, ranitidine 22.4%. There is a need for proper collaboration and collaboration between doctors, pharmacists and other health workers to improve the quality of pharmaceutical services and treatment for patients, so that appropriate, effective, and safe therapy is obtained.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan.