Keuntungan Pola Tanam Jagung Tumpangsari dengan Kacang Tanah di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Authors

  • Cindy Yohana Progam Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Kadiri
  • Wiwiek Andajani Progam Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Kadiri
  • Eko Yuliarsha Sidhi Progam Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Kadiri
  • Nina Lisanty Progam Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Kadiri

DOI:

https://doi.org/10.30737/jintan.v2i1.2209

Keywords:

Groundnut, Intercropping, Monoculture, Sumba Timur

Abstract

Katikupialang Hamlet, Pataawang Village, Umalulu District is a corn-producing area in East Sumba Regency. Corn has become the main commodity, although local farmers have begun to apply an intercropping corn cropping pattern with peanuts in recent times. This study was objected to financially comparing the income and feasibility of maize farming with monoculture or intercropping patterns. The sample was randomly selected from 20 farmers practicing the corn monoculture pattern and ten farmers practicing the corn-peanut intercropping design. The analysis method includes analysis of costs, revenues, income, and efficiency or feasibility of farming. Furthermore, a comparative study of income and efficiency was carried out using the F and t-tests. The analysis results showed that the income from intercropping maize with peanuts per hectare per growing season is higher than the income from monoculture maize. Likewise, the value of the R/C Ratio and the results of statistical tests were also the same. Based on these findings, counseling related to intercropping maize and beans can be carried out more actively in the East Sumba area.

Dusun Katikupialang, Desa Pataawang, Kecamatan Umalulu merupakan wilayah produsen jagung di Kabupaten Sumba Timur. Jagung menjadi komoditi utama, meski dalam kurun waktu terakhir, petani setempat mulai menerapkan pola tanam jagung tumpangsari dengan kacang tanah. Penelitian dilakukan untuk membandingkan secara finansial usahatani pola monokultur jagung dan pola jagung tumpangsari kacang tanah guna mempelajari pola usahatani yang yang efisiensi dan pendapatan paling tinggi. Sampel ditentukan terhadap 20 petani pelaku pola monokultur jagung dan 10 petani pelaku pola jagung tumpangsari dengan kacang tanah dengan teknik simple random sampling. Metode analisis meliputi analisis finansial (biaya, pendapatan, dan kelayakan) usahatani, dilanjutkan dengan analisis statistik pengujian hipotesis. Hasil analisisnya, pendapatan per hektar per musim tanam untuk usahatani jagung tumpangsari lebih besar daripada monokultur, secara statistik hasil pengujian juga terbukti demikian. Hal yang sama juga untuk nilai R/C Ratio dan hasil pengujian statistiknya. Berdasarkan temuan ini, penyuluhan terkait pola tanam jagung tumpang sari dengan kacangkacangan dapat lebih aktif lagi dilakukan di daerah Sumba Timur.

References

Achadri, Y., Hosang, E. Y., Matitaputty, P. R., dan Sendow, C. J. B. (2021). Potensi Limbah Jagung Hibrida (Zea mays L) sebagai Pakan Ternak di Daerah Dataran Kering Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan, 19(2), 42–48.

Ahmadi, dan Rizal. (2016). Analisis Kelayakan Usahatani Jagung Hibrida Di Kabupaten Lombok Timur. Journal Ilmiah Rinjani, 3, 152–162.

Aidah, S. N., dan Tim Penerbit KBM Indonesia. (2020). Ensiklopedi Jagung: Deskripsi, Filosofi, Manfaat, Budidaya dan Peluang Bisnisnya. PENERBIT KBM INDONESIA. https://books.google.co.id/books?id=OcgHEAAAQBAJPage 49 of 51

Aldillah, R. (2017). Strategi Pengembangan Agribisnis Jagung di Indonesia. Analisis Kebijakan

Pertanian, 15(1), 43–66. https://media.neliti.com/media/publications/227662-strategipengembangan-agribisnis-jagung-8a61c030.pdf

Anwar, M. (2019). Strategi Pengembangan Usahatani Jagung (Zea mays L.) Di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Journal Ilmiah Rinjani, 7(2), 218–227.

Ceunfin, S., Prajitno, D., Suryanto, P., dan Putra, E. T. S. (2017). Penilaian Kompetisi dan Keuntungan Hasil Tumpangsari Jagung Kedelai di Bawah Tegakan Kayu Putih. Savana Cendana, 2(01), 1–3. https://doi.org/10.32938/sc.v2i01.76

Chatarina, T. S. (2009). Tumpangsari Kacang-Kacangan Terhadap Ketersediaan Respon Tanaman Jagung. J. GaneC Swara Edisi Khusus, 3(3), 2006–2010.

Darwis, K., dan Ruslin, M. (2017). Ilmu Usahatani: Teori Dan Penerapan. Penerbit CV. INTI MEDIATAMA. https://books.google.co.id/books?id=FRJJDwAAQBAJ

Elisabeth, D. A. A., dan Harsono, A. (2020). Keunggulan Ekonomis Tumpangsari Kedelai dengan Jagung di Lahan Kering Iklim Kering. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 4(1), 53. https://doi.org/10.21082/jpptp.v4n1. 2020.p53-62

Hariyanti, K. S., June, T., Koesmaryono, Y., Hidayat, R., dan Pramudia, A. (2019). Penentuan Waktu Tanam dan Kebutuhan Air Tanaman Padi, Jagung , Kedelai dan Bawang Merah di Provinsi Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur Determination of Planting Time and Crop Water Requirements of Rice , Maize , Soybean and Shallot in West Java and East. Jurnal Tanah Dan Iklim, 43(1), 83–92.

Hermawati, T. D. (2016). Kajian Ekonomi Antara Pola Tanam Monokultur Dan Tumpangsari. Inovasi, XVIII(1), 66–71.

Hidayat, Y., Lala, F., Suwitono, B., Aji, H. B., dan B, B. (2020). Implementasi Teknologi Peningkatan Produktivitas Lahan Kering Di Bawah Tegakan Kelapa di Maluku Utara [Implementation Technology

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2021). Pengembangan Pertanian Perbatasan di NTT. https://www.pertanian.go.id/home/? show=news&act=view&id=1960

Kementrian Komunikasi dan Informatika. (2021). Presiden: Tingkatkan Produktivitas Sektor Pertanian di Papua Barat.

Kementrian Komunikasi Dan Informatika. https://kominfo.go.id/content/detail/37327/presiden tingkatkanproduktivitas-sektor-pertanian-dipapua-barat/0/berita

Kristiono, A., Muzaiyanah, S., Adi, D., Elisabeth, A., dan Harsono, A.Page 50 of 51 (2020). Produktivitas Tumpangsari Kedelai dengan Jagung pada Akhir Musim Hujan di Lahan Kering Beriklim Kering. Jurnal Pangan, 29(3), 197–210.

Kune, S. J., Muhaimin, A. W., dan Setiawan, B. (2016). Analisis Efisiensi Teknis dan Alokatif Usahatani Jagung (Studi Kasus di Desa Bitefa Kecamatan Miomafo Timur Kabupaten Timor Tengah Utara). Agrimor, 1(01), 3–6. https://doi.org/10.32938/ag.v1i01.23.

Lestari, S. A. D., Sutrisno, S., dan Kuntyastuti, H. (2021). Cara Tanam dan Pemupukan Tanaman Kacang Hijau di Lahan Kering Iklim Kering Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 26(3), 406–412. https://doi.org/10.18343/jipi.26.3.406

Mulyani, A., dan Mamat, H. S. (2019). Pengelolaan Lahan Kering Beriklim Kering untuk Pengembangan Jagung di Nusa Tenggara. Sumberdaya Lahan, 13(1), 41–52.

Nulik, J. (2009). Kacang kupu (Clitoria ternatea) Leguminosa herba alternatif untuk sistem usahatani integrasi sapi dan jagung di Pulau Timor. Wartazoa, 19(1), 43–51.

Partohardjono, S. (2008). Sumber Daya Tanaman dan Potensi Pertanian Kawasan Timur Indonesia. Menyoroti Dinamika Pembangunan Pertanian Kawasan Timur Indonesia, 111–140.

Priyanto, D., dan Diwyanto, K. (2014). Agricultural Development in the Borderline Areas of East Nusa Tenggara and Democratic Republic of Timor Leste. Pengembangan Inovasi Pertanian, 7(4), 207–220.

Risal, D., Mukhlishah, N., dan Rahmawati. (2021). Diseminasi Mesin Teknologi Multifungsi untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Jagung dan Limbahnya. Jati Emas, 5(3), 119–124.

Sabaruddin, L., Hasid, R., Muhidin;, dan Anas, A. a. (2011). Pertumbuhan, Produksi dan Efisiensi Pemanfaatan Lahan dalam Sistem Tumpang sari Jagung dan Kacang Hijau dengan Interval Penyiraman Berbeda. J. Agron. Indonesia, 39(3), 153–159.

Subagio, H., dan Aqil, M. (2013). Pemetaan Pengembangan Varietas Unggul Jagung di Lahan Kering Iklim Kering. Seminar Nasional Serealia, 11–19. http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wpcontent/uploads/2016/12/2mu13.pdf

Suratiyah, K. (2020). Ilmu Usahatani (3rd ed.). Penebar Swadaya.

Tanaem, C., Bano, M., & Kapioru, C. (2020). Keragaan Pendapatan Usahatani Jagung Manis (Pionir) Dan Jagung Hibrida (Bisi-2) Di Desa Pukdale Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang. Buletin Ilmiah IMPAS, 21(1), 17–24.

Winarso, B. (2012). Prospek dan Kendala Pengembangan Agribisnis Jagung di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 12(2), 103–114.

Xena, W. I. (2021). Kesesuaian SistemPage 51 of 51 Tanam Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Dengan Kedelai (Glycine max L.)Secara Tumpangsari Di Lahan Kering. In Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran†Yogyakarta.

Yulita, K. S., dan BP Naiola. (2013). Keragaman Genetik Beberapa Aksesi Jagung dari Nusa Tenggara Timur Berdasarkan Profil Inter Short Sequence Repeat (ISSR). Jurnal Biologi Indonesia, 9(2), 255–263.

Zaman, N., Nurlina, N., Simarmata, M. M. T., Permatasari, P., Utomo, B., Amruddin, A., Anwarudin, O., Firdaus, E., Rusdiyana, E., Zulfiyana, V., & others. (2021). Manajemen Usahatani. Yayasan Kita Menulis. https://books.google.co.id/books?id=mCg9EAAAQBAJ

Downloads

PlumX Metrics

Published

28-01-2022

How to Cite

Yohana, C., Andajani, W., Sidhi, E. Y., & Lisanty, N. (2022). Keuntungan Pola Tanam Jagung Tumpangsari dengan Kacang Tanah di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional, 2(1), 41–51. https://doi.org/10.30737/jintan.v2i1.2209

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3 > >>