Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Loss To Follow Up (LTFU) Pasien HIV/AIDS

Authors

  • Indah Jayani Kadiri University
  • Yeni Lufiana Novita Agnes
  • Susmiati Susmiati
  • Arif Nurma Etika
  • Stevanus Rahardjo
  • Mathias Labobar

DOI:

https://doi.org/10.30737/nsj.v6i1.2635

Keywords:

LTFU, HIV/AIDS, Pengetahuan, Dukungan_Sosial, Keterjangkauan Layanan VCT

Abstract

Peningkatan kasus dengan syndroma AIDS dapat disebabkan karena pasien HIV mengalami kejadian loss to follow-up dengan terapi ARV sehingga menyebabkan berhentinya terapi dan dampak lanjut dapat meningkatkan risiko kematian, menyulitkan untuk evaluasi dan pelayanan terapi ARV. Loss to follow-up (LTFU) pasien HIV/AIDS merupakan ketidakhadiran pasien HIV/AIDS ke klinik VCT dalam waktu ≥ 180 hari atau kembali ke klinik VCT setelah sempat tidak berkunjung selama ≥ 180 hari. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor apa saja yang yang mempengaruhi kejadian loss to follow up pada pasien HIV/AIDS di RSUD Wamena Kabupaten Jayawijaya. Metode penelitian analitik korelasional dengan pendekatan crosssectional. Teknik simple random sampling dipilih untuk memperoleh 37 responden, sedangkan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji spearman rank. Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan pasien HIV/AIDS sebagian besar (54,1%) adalah rendah, dukungan sosial pasien HIV/AIDS sebagian besar (51,4%) adalah rendah, keterjangkauan layanan VCT pasien HIV/AIDS sebagian besar (59,5%) adalah tidak terjangkau, sedangkan pada uji univariat membuktikan bahwa ada hubungan cukup kuat antara tingkat pengetahuan dengan kejadian LTFU (p=0,001 < α=0,005, r=532), ada hubungan kuat antara dukungan sosial dengan kejadian LTFU (p=0,000 > α=0,005; r=708) serta ada hubungan yang kuat antara keterjangkauan layanan VCT dengan kejadian LTFU (p=0,000 < α=0,005; r= 0,776). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan, dukungan sosial, dan keterjangkauan layanan VCT dengan kejadian LTFU di RSUD Wamena Kabupaten Jayawijaya. Diharapkan responden, keluarga dan masyarakat memahami pentingnya pengobatan HIV/AIDS sehingga melakukan upaya untuk melaksanakan kontrol pengobatan HIV/AIDS sesuai jadwal.

Author Biography

Indah Jayani, Kadiri University

Program Studi Ilmu Keperawatan

Asisten Ahli Penata Muda Tingkat I

References

Alifa Nasyahta Rosiana. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lost To Follow-Up Pada Pasien HIV/AIDS Dengan Terapi ARV Di RSUP Dr Kariadi Semarang. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. https://media.neliti.com/media/publications/111495-ID-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-lost-to.pdf

Anglemyer A, Horvath T, Rutherford G. (JAMA). Antiretroviral therapy for prevention of HIV transmission in HIV-discordant couples. JAMA. 2013;310:1619–20.

Astuti, A., & Budiyani, K. (2010). Hubungan antara dukungan sosial yang diterima dengan kebermaknaan hidup pada ODHA (orang dengan

Attari, K. (2018). Dukungan Sosial Pada Penderita HIV/AIDS atau Odha, 2–6.

Chi BH, Yiannoutsos CT, Westfall AO, Newman JE, Zhou J, Cesar C, et al. Universal Definition Of Loss to Follow-Up in HIV treatment Programs : A Statistical Analysis of 111 Facilities in Africa, Asia and Latin America. Plos Medicine. 2011 October; 8 (10): 1-12.

Granich R, Crowley S, Vitoria M, Smyth C, Kahn JG, Bennett R, et al. Highly active antiretroviral treatment as prevention of HIV transmission: review of scientific evidence and update. Curr Opin HIV AIDS. 2010;5(4):298–304. https://doi.org/10.1097/COH.0b013e32833a6c32.

Hutapea H. (2014). AIDS & PMS dan Perkosaan. Jakarta: Rineka Cipta.

Jorge Palacio-Vieira, Juliana Maria Reyes-Urueña, Arkaitz Imaz, Andreu Bruguera, Luis Force, Amat Orti Llaveria, Josep M. Llibre, Ingrid Vilaró, Francesc Homar Borrà s, Vicenç Falcó, Melchor Riera, Pere Domingo, Elisa de Lazzari, Josep M. Miró, Jordi Casabona & PICIS study group. (2021). Strategies to reengage patients lost to follow up in HIV care in high income countries, a scoping review. BMC Public Health volume 21, Article number: 1596 (2021) https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12889-021-11613-y

Jona Davi Kamal. (2018). Faktor Risiko Kejadian Lost to Follow up pada Penderita HIV yang Menjalani Pengobatan ARV di Puskesmas Sumberjambe dan Puskemas Sukowono. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/103561

Ditjen PP & PL Kemenkes RI. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Jakarta:

Kemenkes RI; 2016.

DK Owens, KW Davidson, AH Krist, MJ Barry.(2019). Preexposure prophylaxis for the prevention of HIV infection: US Preventive Services Task Force recommendation statement. JAMA. A June 11, 2019 Volume 321, Number 22. doi:10.1001/jama.2019.6390. https://jamanetwork.com/journals/jama/article-abstract/2735509

Dwi Edi Wibowo, Saeful Marom. (2014). Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang HIV / AIDS Di Kota Pekalongan. Jurnal LITBANG Kota Pekalongan.

Kemenkes RI. (2018). Situasi Umum HIV/AIDS dan Tes HIV. Jakarta : Kemenkes RI 2018

Kwong-Leung YJ, Chih-Cheng CS, Wang Kuo-Yang, Chang Chao-Sung, Makombe SD, Schouten EJ, et al. True Outcomes for Patients on Antiretroviral Therapy who are “ Lost to Follow-up†in Malawi. WHO. 2007 July; 85(7) : 550- 4.

Lumbanbatu VV. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012. Medan : USU. 2012.

Notoadmodjo, S. (2010). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Novita, D. A., & Novitasari, R. (2017). The Relationship Between Social Support and Quality Of Life In Adolescent With Special Needs, 16(1988), 40–48.

Sarafino, E., & Smith, T.W. (2012). Health psychology: Biopsychosocial interactions (7th Ed.). New York: Jhon Wiley & Sons. INC Pte Ld

Skarbinski J, Rosenberg E, Paz-Bailey G, Hall HI, Rose CE, Viall AH, et al. Human immunodeficiency virus transmission at each step of the care continuum in the United States. JAMA Intern Med. 2015;175(4):588–96. https://doi.org/10.1001/jamainternmed.2014.8180.

Sasirekha Ramani, Sue Ecrawford, Sarah E.Blutt, Mary K.Estes. (2018). Human organoid cultures: transformative new tools for human virus studies. Current Opinion in Virology. Vol. 29 April 2018 p. 79-86.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.

UNAIDS. (2017). Latest Global and Regional Statistic on the Status of the AIDS epidemic. June p.8 doi.2017

Zhou J, Tanuma J, Chaiwarith R, Lee CKC, Law MG, Kumarasamy N, et al. Lost to Followup in HIV-Infected Patiens from Asia-Pacific Region : Results from TAHOD. Hindawi Publishing Corporation AIDS and Treatment. 2011 ; 2012 : 1- 10.

Valen Ruterlin, Joni Tandi. (2014). Medicational Influence of ARV with Increasing Limfosit of HIV-AIDS’s Patient at Public Hospital in Palu. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy March 2014 3(1):30-36. https://www.researchgate.net/publication/270458311_Medicational_Influence_of_ARV_with_Increasing_Limfosit_of_HIV-AIDS's_Patient_at_Public_Hospital_in_Palu

Widoyono. (2011). Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga; 2011. p.158

PlumX Metrics

Published

2022-07-30

Issue

Section

Articles